"Keputusan
Menjadi Pencuri: Analisis Sosial atas Konflik Moral dalam Cerpen Indra
Tranggono"
Penulis
Ledy
Novwanty Nainggolan1, Shintya Akrima2, Zaskia Putri
Andari3, Delfira Almuharomah Lubis4
Cerpen “Keputusan Bapak Menjadi
Pencuri” karya Indra Tranggono menyajikan sebuah narasi yang kaya akan konflik
moral dan dilema sosial yang dihadapi individu dalam masyarakat yang kompleks.
Dalam analisis sosiologis, cerpen ini tidak hanya mengungkapkan pergulatan
batin sang bapak, tetapi juga mengkritisi tekanan struktural dan ketimpangan
sosial yang sering mendorong seseorang untuk melanggar norma moral. Teori-teori
sosiologi, seperti Teori Strukturasi karya Anthony Giddens dan Teori Konflik
dari Karl Marx, relevan dalam memahami bagaimana ketidakseimbangan dalam
struktur sosial dapat memengaruhi tindakan individu. Dalam konteks narasi ini,
sang bapak menjadi representasi kelas bawah yang terperangkap dalam sistem
ekonomi yang tidak adil, di mana akses terhadap sumber daya sangat terbatas.
Tindakan mencuri yang diambilnya bisa dipahami sebagai bentuk perlawanan
terhadap struktur sosial yang menindas.
Konflik moral dalam cerpen ini
mencuat saat sang bapak harus menghadapi pilihan sulit: menjaga integritas
moralnya atau mencorengnya demi menyelamatkan keluarganya dari kelaparan.
Kutipan, 1 "Aku tahu
mencuri itu salah, tapi apa lagi yang bisa kulakukan? Anak-anakku menangis
kelaparan setiap malam," menunjukkan bahwa keputusan untuk mencuri
bukanlah langkah yang mudah diambil, melainkan hasil dari tekanan sosial dan
ekonomi yang mendesak. Sebagaimana dijelaskan oleh Rianto dan Sos (2024) dalam
buku mereka Sosiologi: Suatu Pengenalan
Ringkas, kemiskinan dan ketimpangan sosial seringkali memaksa individu
untuk membuat keputusan yang melawan nilai-nilai moral yang mereka pegang. Hal
ini sejalan dengan kondisi sang bapak yang terjebak dalam kemiskinan
struktural, di mana sistem ekonomi yang tidak adil menciptakan ketergantungan
dan ketidakberdayaan.
Struktur sosial yang timpang sering
kali menimbulkan ketidakberdayaan bagi individu di lapisan bawah. Dalam cerpen
ini, sang bapak digambarkan sebagai sosok yang terjepit oleh sistem yang tidak
memberikan dukungan. Ia tidak memiliki akses terhadap pekerjaan yang layak atau
bantuan sosial yang memadai. Kutipan seperti, 2"Aku sudah mencoba mencari kerja ke mana-mana, tapi
tidak ada yang mau menerimaku. Aku merasa seperti terperangkap," mencerminkan
bagaimana ketidakadilan dalam struktur sosial dapat membatasi pilihan individu
dan memaksa mereka untuk mengambil tindakan yang sebenarnya tidak mereka
inginkan. Penelitian oleh Setiawan, Fathurohman, dan Hidayati (2024) dalam
kajian sosiologi sastra menegaskan bahwa ketidakberdayaan sosial sering kali
disebabkan oleh minimnya akses terhadap sumber daya ekonomi dan dukungan
sosial.
Di samping tekanan ekonomi, norma
sosial dan stigma juga berperan penting dalam konflik moral yang dihadapi sang
bapak. Masyarakat seringkali memberikan stigma negatif terhadap tindakan
mencuri tanpa mempertimbangkan konteks di baliknya. Hal ini menambah beban
psikologis bagi sang bapak, seperti yang tergambar dalam kutipan, 3"Aku takut dilihat orang,
takut dihakimi. Tapi lebih dari itu, aku takut melihat mata anak-anakku yang
kelaparan. " Menurut Asyari, Wahyuni, dan Harmen (2024) dalam
penelitian mereka tentang stigma sosial, stigma dapat membuat individu merasa
terisolasi dan tertekan, terutama ketika mereka melakukan tindakan yang
dianggap menyimpang.
Dalam cerpen ini, stigma terhadap
pencurian semakin memperumit konflik moral yang dialami sang bapak. Ia bukan
hanya harus menghadapi konsekuensi moral dari tindakannya, tetapi juga dampak
sosial yang mungkin muncul. Melalui analisis sosial, kita dapat memahami bahwa
keputusan sang bapak untuk mencuri dalam cerpen ”Keputusan Bapak Menjadi
Pencuri” bukan hanya sekadar akibat dari kelemahan moral individu, melainkan
juga dipengaruhi oleh tekanan struktural dan ketimpangan sosial. Kemiskinan,
ketidakberdayaan, dan stigma sosial menciptakan sebuah situasi di mana tindakan
yang dianggap melanggar norma menjadi satu-satunya pilihan yang tersedia.
Cerpen ini mengajak kita untuk
melihat perilaku manusia dalam konteks yang lebih luas dengan mempertimbangkan
berbagai faktor sosial yang melatarbelakanginya. Penulis dengan berani
mengangkat isu kemiskinan dan ketidakadilan sosial yang mendorong seseorang
untuk memilih jalur pintas. Realitas ini disampaikan dengan jelas, tanpa
melebih-lebihkan atau mengurangi, sehingga pembaca diajak untuk merenungkan
kondisi masyarakat yang tidak memberikan alternatif bagi mereka yang terdesak
secara ekonomi.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak
kasus yang mencerminkan tema kemiskinan dan tindakan kriminal sebagai bentuk
usaha bertahan hidup. Misalnya, di beberapa daerah urban di Indonesia, ada
laporan tentang meningkatnya angka pencurian dan kejahatan kecil yang dilakukan
oleh individu yang terjebak oleh kondisi ekonomi. Penelitian oleh Suciramdhan,
Farhan, dan Firmansyah (2024) dalam analisis konflik dan pesan moral dalam film
Mencuri Raden Saleh juga
mengungkapkan bahwa banyak pelaku kejahatan berasal dari latar belakang
keluarga yang mengalami kemiskinan, merasa tidak memiliki pilihan lain untuk
memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Data dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Indonesia pada tahun 2022 menunjukkan bahwa sekitar 9,54% penduduk
Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan, dengan ketimpangan sosial yang
tercermin dalam distribusi kekayaan yang tidak merata. Hal ini semakin
memperkuat argumen bahwa kemiskinan dan ketimpangan sosial adalah faktor-faktor
signifikan yang memengaruhi keputusan individu untuk mengambil tindakan yang
dianggap melanggar norma moral.
DAFTAR PUSTAKA
Rianto, A., & Sos, S. (2024). Sosiologi: Suatu Pengenalan Ringkas. Penerbit K-Media.
Asyari, D. P., Wahyuni, A., & Harmen, E. L.
(2024). Stigma Sosial dan Dampaknya pada Akses Layanan Kesehatan bagi Penderita
HIV/AIDS Di Indonesia. Applicare Journal, 1(4), 50-56.
Setiawan, J., Fathurohman, I., & Hidayati,
N. A. (2024). Nilai Moral dan Konflik Sosial Dalam Naskah Drama “Kocak-Kacik”
Karya Arifin C Noer: Kajian Sosiologi Sastra. Bahtera Indonesia; Jurnal
Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia, 9(1), 317-331.\
Suciramdhan, A. S., Farhan, E., &
Firmansyah, R. (2024). Analisis Isi Konflik dan Pesan Moral dalam Film Mencuri
Raden Saleh. Jurnal Bisnis Dan Komunikasi Digital, 1(3),
7-7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar