? "width=device-width,initial-scale=1.0,minimum-scale=1.0,maximum-scale=1.0" : "width=1100"' name='viewport'/> Dari Kelas ke Panggung Sastra: Keputusan Menjadi Pencuri: Analisis Sosial atas Konflik Moral dalam Cerpen Indra Tranggono

Selasa, 17 Juni 2025

Keputusan Menjadi Pencuri: Analisis Sosial atas Konflik Moral dalam Cerpen Indra Tranggono

 

"Keputusan Menjadi Pencuri: Analisis Sosial atas Konflik Moral dalam Cerpen Indra Tranggono"

Penulis

Ledy Novwanty Nainggolan1, Shintya Akrima2, Zaskia Putri Andari3, Delfira Almuharomah Lubis4

 

            Cerpen “Keputusan Bapak Menjadi Pencuri” karya Indra Tranggono menyajikan sebuah narasi yang kaya akan konflik moral dan dilema sosial yang dihadapi individu dalam masyarakat yang kompleks. Dalam analisis sosiologis, cerpen ini tidak hanya mengungkapkan pergulatan batin sang bapak, tetapi juga mengkritisi tekanan struktural dan ketimpangan sosial yang sering mendorong seseorang untuk melanggar norma moral. Teori-teori sosiologi, seperti Teori Strukturasi karya Anthony Giddens dan Teori Konflik dari Karl Marx, relevan dalam memahami bagaimana ketidakseimbangan dalam struktur sosial dapat memengaruhi tindakan individu. Dalam konteks narasi ini, sang bapak menjadi representasi kelas bawah yang terperangkap dalam sistem ekonomi yang tidak adil, di mana akses terhadap sumber daya sangat terbatas. Tindakan mencuri yang diambilnya bisa dipahami sebagai bentuk perlawanan terhadap struktur sosial yang menindas.

            Konflik moral dalam cerpen ini mencuat saat sang bapak harus menghadapi pilihan sulit: menjaga integritas moralnya atau mencorengnya demi menyelamatkan keluarganya dari kelaparan. Kutipan, 1 "Aku tahu mencuri itu salah, tapi apa lagi yang bisa kulakukan? Anak-anakku menangis kelaparan setiap malam," menunjukkan bahwa keputusan untuk mencuri bukanlah langkah yang mudah diambil, melainkan hasil dari tekanan sosial dan ekonomi yang mendesak. Sebagaimana dijelaskan oleh Rianto dan Sos (2024) dalam buku mereka Sosiologi: Suatu Pengenalan Ringkas, kemiskinan dan ketimpangan sosial seringkali memaksa individu untuk membuat keputusan yang melawan nilai-nilai moral yang mereka pegang. Hal ini sejalan dengan kondisi sang bapak yang terjebak dalam kemiskinan struktural, di mana sistem ekonomi yang tidak adil menciptakan ketergantungan dan ketidakberdayaan.

            Struktur sosial yang timpang sering kali menimbulkan ketidakberdayaan bagi individu di lapisan bawah. Dalam cerpen ini, sang bapak digambarkan sebagai sosok yang terjepit oleh sistem yang tidak memberikan dukungan. Ia tidak memiliki akses terhadap pekerjaan yang layak atau bantuan sosial yang memadai. Kutipan seperti, 2"Aku sudah mencoba mencari kerja ke mana-mana, tapi tidak ada yang mau menerimaku. Aku merasa seperti terperangkap," mencerminkan bagaimana ketidakadilan dalam struktur sosial dapat membatasi pilihan individu dan memaksa mereka untuk mengambil tindakan yang sebenarnya tidak mereka inginkan. Penelitian oleh Setiawan, Fathurohman, dan Hidayati (2024) dalam kajian sosiologi sastra menegaskan bahwa ketidakberdayaan sosial sering kali disebabkan oleh minimnya akses terhadap sumber daya ekonomi dan dukungan sosial.

            Di samping tekanan ekonomi, norma sosial dan stigma juga berperan penting dalam konflik moral yang dihadapi sang bapak. Masyarakat seringkali memberikan stigma negatif terhadap tindakan mencuri tanpa mempertimbangkan konteks di baliknya. Hal ini menambah beban psikologis bagi sang bapak, seperti yang tergambar dalam kutipan, 3"Aku takut dilihat orang, takut dihakimi. Tapi lebih dari itu, aku takut melihat mata anak-anakku yang kelaparan. " Menurut Asyari, Wahyuni, dan Harmen (2024) dalam penelitian mereka tentang stigma sosial, stigma dapat membuat individu merasa terisolasi dan tertekan, terutama ketika mereka melakukan tindakan yang dianggap menyimpang.

            Dalam cerpen ini, stigma terhadap pencurian semakin memperumit konflik moral yang dialami sang bapak. Ia bukan hanya harus menghadapi konsekuensi moral dari tindakannya, tetapi juga dampak sosial yang mungkin muncul. Melalui analisis sosial, kita dapat memahami bahwa keputusan sang bapak untuk mencuri dalam cerpen ”Keputusan Bapak Menjadi Pencuri” bukan hanya sekadar akibat dari kelemahan moral individu, melainkan juga dipengaruhi oleh tekanan struktural dan ketimpangan sosial. Kemiskinan, ketidakberdayaan, dan stigma sosial menciptakan sebuah situasi di mana tindakan yang dianggap melanggar norma menjadi satu-satunya pilihan yang tersedia.

            Cerpen ini mengajak kita untuk melihat perilaku manusia dalam konteks yang lebih luas dengan mempertimbangkan berbagai faktor sosial yang melatarbelakanginya. Penulis dengan berani mengangkat isu kemiskinan dan ketidakadilan sosial yang mendorong seseorang untuk memilih jalur pintas. Realitas ini disampaikan dengan jelas, tanpa melebih-lebihkan atau mengurangi, sehingga pembaca diajak untuk merenungkan kondisi masyarakat yang tidak memberikan alternatif bagi mereka yang terdesak secara ekonomi.

            Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kasus yang mencerminkan tema kemiskinan dan tindakan kriminal sebagai bentuk usaha bertahan hidup. Misalnya, di beberapa daerah urban di Indonesia, ada laporan tentang meningkatnya angka pencurian dan kejahatan kecil yang dilakukan oleh individu yang terjebak oleh kondisi ekonomi. Penelitian oleh Suciramdhan, Farhan, dan Firmansyah (2024) dalam analisis konflik dan pesan moral dalam film Mencuri Raden Saleh juga mengungkapkan bahwa banyak pelaku kejahatan berasal dari latar belakang keluarga yang mengalami kemiskinan, merasa tidak memiliki pilihan lain untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

            Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada tahun 2022 menunjukkan bahwa sekitar 9,54% penduduk Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan, dengan ketimpangan sosial yang tercermin dalam distribusi kekayaan yang tidak merata. Hal ini semakin memperkuat argumen bahwa kemiskinan dan ketimpangan sosial adalah faktor-faktor signifikan yang memengaruhi keputusan individu untuk mengambil tindakan yang dianggap melanggar norma moral.


DAFTAR PUSTAKA

Rianto, A., & Sos, S. (2024). Sosiologi: Suatu Pengenalan Ringkas. Penerbit K-Media.

Asyari, D. P., Wahyuni, A., & Harmen, E. L. (2024). Stigma Sosial dan Dampaknya pada Akses Layanan Kesehatan bagi Penderita HIV/AIDS Di Indonesia. Applicare Journal1(4), 50-56.

Setiawan, J., Fathurohman, I., & Hidayati, N. A. (2024). Nilai Moral dan Konflik Sosial Dalam Naskah Drama “Kocak-Kacik” Karya Arifin C Noer: Kajian Sosiologi Sastra. Bahtera Indonesia; Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia9(1), 317-331.\

Suciramdhan, A. S., Farhan, E., & Firmansyah, R. (2024). Analisis Isi Konflik dan Pesan Moral dalam Film Mencuri Raden Saleh. Jurnal Bisnis Dan Komunikasi Digital1(3), 7-7.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Keputusan Menjadi Pencuri: Analisis Sosial atas Konflik Moral dalam Cerpen Indra Tranggono

  "Keputusan Menjadi Pencuri: Analisis Sosial atas Konflik Moral dalam Cerpen Indra Tranggono" Penulis Ledy Novwanty Nainggola...